Assalamulaikum, anak - anaku semua. Pagi ini kita bertemu lagi di pembelajaran daring. Semoga semua dalam kondisi sehat. Sebelum kita mulai belajar, silahkan anak-anak berdoa dulu sesuai agama dan kepercaaan masing - masing.
Pada pertemuan sebelumnya, hari sabtu, anak-anak sudah belajar aturan membuat cerpen.
Hari ini kita akan praktekan pembuatan cerpen tersebut.
Akan tetapi sebelumnya pak guru akan berikan contoh cerpen yang ada di buku siswa tema 6.
Berikut contohnya :
Pelajaran untuk Mira
Pagi itu, di sebuah rumah yang terletak di pinggiran Jakarta, Mira sedang
duduk di ruang makan untuk sarapan. Ia makan dengan segan. Dengan mulut
cemberut, diaduk-aduknya nasi dan tumis tahu di depannya. Huh, aku kan
ingin makan ayam goreng tepung, bukan tumis tahu, gerutunya dalam hati.
“Kok, lauknya diaduk-aduk, Mir?” tegur Ibu. Tangan Ibu sibuk memasukkan
kotak bekal ke dalam tas sekolah Mira, “Ayo, dimakan! Sebentar lagi waktunya
berangkat, lho.”
“Mira tidak nafsu makan, Bu. Mira mau jajan di sekolah saja!” serunya.
Lalu, Mira berpamitan kepada ibunya dan beranjak keluar rumah. Ibu
hanya menarik napas panjang sambil menggeleng-geleng. Memperhatikan
kepergian Mira dengan sepedanya.
“Kenapa cemberut, Mir?” tanya Ratna, teman sebangkunya, ketika Mira
baru saja duduk di sebelahnya.
“Saya kesal kepada ibuku. Kemarin aku sudah bilang mau sarapan dengan
ayam goreng. Tapi, tadi pagi, ibu malah masak tumis tahu,” jelas Mira kesal.
Ratna hanya diam mendengar keluhan Mira.
Saat istirahat tiba, Mira membuka kotak bekalnya. “Yah, tumis tahu lagi,”
gumamnya kecewa. Ternyata, bukan cuma buat sarapan. Untuk bekal makan
siang di sekolah pun, ibunya hanya menyiapkan tumis tahu.
Ratna menoleh dan menatap kotak bekal Mira, “Kelihatannya enak, Mir.”
“Kamu mau? Nih, makan saja,” Mira menyodorkan kotak bekalnya.
“Beneran ini buat saya?” tanya Ratna, “Kamu tidak lapar?”
Mira hanya menggeleng. Dipandanginya Ratna yang lahap menyantap
bekalnya.
Sembari makan, Ratna pun bercerita. Dahulu, ibunya selalu memasak
tumis tahu kesukaannya. Terkadang, jika ada uang lebih, barulah ibunya Ratna
memasak ikan atau ayam.
“Sudah lama saya belum lagi makan tumis tahu seenak ini. Rasanya seperti
buatan ibuku,” ucap Ratna mengakhiri ceritanya.
Mendengar penuturan Ratna, Mira diam-diam merasa iba. Ia tahu ibunya
Ratna sudah meninggal sekitar satu tahun yang lalu.
“Karena ayah sibuk bekerja, saya yang memasak untuk ayah dan saya
sendiri di rumah. Seringnya sih, saya menggoreng tempe atau tahu karena
saya baru bisa masak itu,” jelas Ratna sambil kemudian menatap Mira. “Kamu
beruntung, masih mempunyai ibu, Mira!”
Mira tercenung mendengar kata-kata Ratna itu. Ya, ia memang beruntung.
Masih memiliki ibu yang selalu merawatnya dan menyediakan semua
keperluannya.
Seharusnya tadi saya menghargai jerih payah ibu yang telah memasak
makanan untukku meskipun hanya tumis tahu, sesal Mira kemudian dalam
hati.
Saat itu juga, Mira merasa ingin segera pulang dan hendak menemui
ibunya. Mira ingin minta maaf atas sikapnya tadi pagi kepada ibu. Ia juga ingin
berterima kasih kepada ibunya untuk semua kebaikan hati beliau merawat
dan menyayanginya selama ini.
--------------------------------------------
ITULAH CONTOH CERPEN
Sesuai materi hari sabtu tentang aturan membuat cerpen, hari ini pak guru akan melakukan penilaian produk. Berupa karya.
Buatlah satu buah cerpen dengan tema " KELUARGA "
Buatlah SESUAI KEMAMPUAN MASING -MASING
Tulis didalam bukumu, dan photohasil cerpenmu kemudian kirimkan ke pak guru.
0 komentar:
Posting Komentar