Perhatikan dengan seksama gambar di atas! Tahukah kamu siapakah tokoh yang terdapat dalam gambar tersebut? Ya! Patih Kerajaan Majapahit bernama Gajah Mada. Patih Gajah Mada merupakan seorang tokoh besar yang mempunyai cita-cita sangat besar pada saat itu, yaitu mempersatukan pulau-pulau dan kerajaan-kerajaan yang ada pada saat itu menjadi satu yaitu, Nusantara!
Perhatikan teks di bawah ini!
Cita-Cita Besar Patih Gajah Mada
Gajah Mada diperkirakan lahir pada awal abad 14, di lembah Sungai
Brantas di antara Gunung Kawi dan Gunung Arjuna. Ia berasal dari
kalangan rakyat biasa, bukan dari kalangan keluarga kaya ataupun
bangsawan. Sejak kecil, dia memiliki bakat kepemimpinan yang sangat
kuat melebihi orang-orang sebaya di masanya. Konon, dia terus menempa
dirinya agar dapat masuk ke lingkungan pasukan kerajaan.
Gajah Mada yang memiliki arti “Gajah yang cerdas, tangkas, dan energik.”
Memulai pekerjaannya sebagai anggota prajurit Bhayangkara. Karena
kemampuannya, ia pun diangkat menjadi Kepala Prajurit Bhayangkara
dengan tugas memimpin pasukan pengaman dan pengawal Raja.
Pengabdian Gajah Mada kepada negara dimulai pada masa pemerintahan
Raja Jayanegara (1309 – 1328). Berkat kerja keras dan kepemimpinannya
yang hebat, Gajah Mada menjadi seorang Patih Kerajaan Majapahit pada
masa pemerintahan Ratu Tribhuawanatunggadewi Jayawisnuwardhani.
Pada saat hendak dilantik menjadi patih, Gajah Mada membuat janji
yang sangat terkenal hingga kini. Sebuah ikrar atau janji yang dikenal
dengan nama Sumpah Palapa.
Ia berjanji tidak ingin menikmati buah palapa kecuali dapat
mempersatukan daerah-daerah seperti Seram, Tanjungpura, Haru,
Pahang (Semenanjung), Dompo,
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik
(Singapura). Janji atau ikrar yang
ia upayakan untuk terwujud dengan
menyatukan wilayah tersebut
menjadi wilayah Nusantara. Saat
itu wilayah Nusantara bahkan
lebih besar dari kawasan Negara
Indonesia saat ini. Saat itu wilayah
Nusantara meliputi Seluruh
semenanjung Malayu (Malaysia
dan Singapura), Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Sunda kecil,
Bali, Maluku, Papua, hingga wilayah
Darwin (Australia).
Usaha Patih Gajah Mada untuk mempersatukan
Nusantara memang telah terwujud, meskipun
wilayahnya tidak seluas yang ia cita-citakan.
Usaha mempersatukan wilayah dan masyarakat
di dalamnya tentu bukan hal yang mudah.
Oleh karenanya, bangsa Indonesia harus
memelihara persatuan dan kesatuan dengan
sungguh-sungguh.
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan bangsa Indonesia meliputi bahasa, budaya, suku, agama, dam ras.
Kemajemukan tersebut dapat menjadi faktor integrasi maupun disintegrasi bangsa Indonesia. Yang menjadi faktor integrasi bangsa yaitu semboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika". Sedangkan yang menjadi faktor disintegrasi bangsa yaitu kurang adanya rasa nasionalisme yang tinggi, kurangnya rasa toleransi sesama bangsa, campur tangan pihak asing dalam masalah bangsa.
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bersatu padu dan selalu berpedoman Pancasila. Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sikap dan sifat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Dalam kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan
2. Antara warga negara selalu tercipta semangat tolong menolong, selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
3. Menyelesaikan masalah melalui musyawarah
4. Menghormati agama yang ada di Indonesia
Pondasi dasar kebudayaan Indonesia mempunyai sifat:
1. akulturatif (menyesuaikam diri)
2. integratif (keterpaduan)
3. adaptif (kemampuan bersosialisasi)
4. kreatif dan harmonis
Kerjakan soal pada link di bawah ini ya!
0 komentar:
Posting Komentar